GANTUNG DIRI DI DALAM RUMAH; BUKTI GAGALNYA DIDIKAN KELUARGA

Berita Gantung DIri Seorang Gadis Turen (Source : IG @komunitaspedulinegeri)

Lagi lagi, berita bunuh diri mewarnai media. Lagi lagi pelakunya adalah generasi muda. Miris, pelaku gantung diri ditemukan tewas di dalam rumahnya sendiri. Pihak keluarga sebelumnya tidak menaruh curiga pada gadis tersebut. Tidak terfikirkan sedikit pun bahwa ia akan berbuat nekat dengan mengakhiri hidupnya di dalam kamar. Gadis Turen, Malang, berinisial II (25) itu ditemukan tewas di kamarnya dengan posisi terduduk di atas kasur, lidah menjulur dan leher tergantung pada seutas kain kerudung, kain sarung bantal dan kain sarung guling yang diikatkan pada angin-angin jendela kamarnya. Pemeriksaan Polsek Turen, menemukan percakapan terakhir korban dengan seorang pria di ponsel korban. Korban mengaku kecewa dengan kehidupan dan berniat mengakhiri hidupnya (Malang Post/20/01/2018).
Kekalutan yang dialami seorang anak semestinya mampu dinetralisir dengan kehadiran keluarga. Pada kasus gadis Turen tersebut, mengindikasikan bahwa keluarga sendiri telah gagal memberikan rasa nyaman terhadapnya. Jika keluarga mampu memberi rasa nyaman terhadapnya, tidak akan ia melakukan pelarian dengan gantung diri. Selain itu, kasus tersebut mengindikasikan bahwa edukasi yang dibangun keluarga terhadapnya telah gagal.
Keluarga adalah instansi sosial terkecil yang krusial dalam pembentukan karakter generasi muda. Kualitas generasi muda banyak dipengaruhi oleh kualitas didikan di dalam rumah (keluarga). Jika sejak kecil, anak-anak telah dipahamkan dengan akidah yang benar, lurus dan tertancap kuat di dalam dirinya, maka ia tidak akan mudah berbuat gegabah ketika dewasa. Tidak akan bertebaran generasi labil yang tidak mengerti tujuan hidupnya seperti sekarang ini. Sebab itu, didikan islam harus benar-benar ditanamkan pada anak sejak dini agar kelak mereka mampu menjalani kehidupan dengan bijak.

Ajaran islam, adalah satu-satunya ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal dan menenteramkan jiwa. Islam tidak hanya berisi ajaran ritual tetapi juga nilai moral, kaidah sosial, ekonomi, pendidikan, budaya hingga politik. Maka, jika seorang anak telah dibawa untuk benar-benar memahami islam secara utuh, ia tidak akan mudah mengalami kekalutan yang tidak berujung. Ia tidak akan mudah mengakhiri hidupnya. Sebab islam memiliki solusi atas segala permasalahan. Islam pun mengajarkan bahwa hidup adalah amanah yang kelak harus dipertanggungjawabkan. Maka, keimanan terhadap yaumil hisab, surga dan neraka, menjadi konsekuensi logis bagi setiap manusia yang beriman untuk memandang segala permasalahan hidupnya dengan akal sehat yang jernih dan pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan.  Allahu a'lam bishawab.

Comments

Popular posts from this blog

“ABRAHAMIC FAITHS”, BAGIAN DARI PROPAGANDA PLURALISME (MELURUSKAN KESALAHPAHAMAN TERHADAP KITAB-KITAB TERDAHULU) 2

Mengapa Harus HTI dan Bagaimana Setelahnya?

“ABRAHAMIC FAITHS”, BAGIAN DARI PROPAGANDA PLURALISME (MELURUSKAN KESALAHPAHAMAN TERHADAP KITAB-KITAB TERDAHULU) 1